Rabu, 24 Januari 2018

Madrasah Hebat Bermartabat



KEUNGGULAN MADRASAH
Kementerian Agama menyatakan, Madrasah bukan lagi sekolah alternatif bagi sekolah umum. Indikasi kelulusan, animo masyarakat dan banyaknya prestasi yang sudah diraih membuat masyarakat mampu bersaing dengan sekolah umum. Menurut Direktur Jendral Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin, Kemenag menyebut ada tiga standar ukuran yang menunjukkan kemajuan madrasah dibanding sekolah umum. Kamarudin mengatakan, jumlah kelulusan sekolah Madrasah sangat baik di banding sekolah umum. Dia menyebut, indikasi kelulusan ujian nasional Madrasah tidak kalah dengan sekolah umum di tingkat nasional. “Bahkan pada tahun 2013 dan 2014, di tingkat sekolah menengah, jumlah kelulusan MTS (Madrasah Tsanawiyah) secara nasional lebih bagus lebih bagus dari pada SMP (Sekolah Menengah Pertama). Memang MA sedikit di bawah SMA, kelulusannya,” ujar dia. Di samping itu, animo masyarakat untuk mendaftarakan anaknya di madrasah juga sangat banyak. Sehingga berbagai madrasah negeri, kewalahan menolak calon siswa yang tidak lolos ujian masuk sekolah. “Madrasah negeri khususnya hanya menerima 20 sampai 30 persen dari pendaftarnya. Jadi di seluruh Indonesia, MAN, MTs Negeri dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri menolak rata-rata 80 persen dari pendaftar,” lanjutnya.

Lihat -->
Video tentang keunggulan Madrasah

SLOGAN BARU MADRASAH
Selama ini slogan penyemangat madrasah yang dikenal luas adalah "Madrasah Lebih Baik, Lebih Baik Madrasah". Tetapi mulai tahun 2018, Kementerian Agama melalui Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam mencoba menambah semangat madrasah agar menjadi madrasah terbaik di provinsi masing-masing.

"Kita mengusung semangat baru dengan slogan Madrasah Hebat Bermartabat," kata Direktur KSKK Madrasah, A. Umar di Jakarta, Kamis (01/02). Kemenag mendapatkan alokasi bantuan pendanaan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) berupa Surat Berharga Syariah Negata (SBSN) yang diperuntukan membangun sarana dan prasarana pendidikan berupa kualitas dan fasilitas madrasah di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T), artinya dengan SBSN itu akan kita bangun madrasah yang di pinggiran, sedangkan madrasah yang sudah memiliki fasilitas cukup memadai akan lebih diperkuat dengan pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia (APBN). Umar menambahkan, makna hebat tidak lagi dilihat dari bentuk bangunan saja, tapi tercermin pada siswa lulusan madrasah, hebat dalam gurunya mengajar, hebat dalam menyalurkan ilmunya ke masyarakat, hebat prestasi, hebat kualitas siswa dan hebat dalam tata kelola kelembagaan. Sedangkan martabat, menurutnya identik dengan pembangunan karakter peserta didik guna menghasilkan siswa yang berakhlakul karimah. Senada dengan hal itu, Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, Kamis (01/02) juga mengatakan bahwa dalam 3 tahun ke depan Kementerian Agama bertekad menjadikan madrasah sebagai lembaga pendidikan yang unggul di setiap daerah, menyongsong Indonesia emas dan memperkuat program Nawa Cita, yaitu program yang digagas pasangan Presiden RI Joko Widodo-Jusuf untuk Indonesia lebih baik
(sumber:www.pendis.kemenag.go.id.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar